Kamis, 29 September 2011

Carita dari Dalam Kotak Infaq Masjid

Jeng jeng, Ola... pulang-pulang dari melakukan tugas suci di Masjid Al-Azhar, yaitu jadi tukang parkir aku tiba-tiba ingin menuliskan ini.... Yupz, kita tahu klo infaq itu merupakan kewajiban kita sebagai manusia dan sangat sebagai seorang muslim. Termasuk untuk masjid, sehingga uang itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan umat maupun peningkatan pelayanan masjid agar lebih memanjakan jama'ahnya. Nah permasalahannya terkadang kita juga sudah tau klo sedekah itu harus ikhlas. Ikhlas itu punya dua aspek, yaitu niatnya mengharap Ridho Alloh, dan caranya sesuai petunjuk dari Rasululloh.
Setiap habis sholat jum'at, seperti biasa aku beserta kawan-kawan dan bapak-bapak DKM menghtung uang infaq jum'at yang telah disebar ke berbagai pojok untuk diedarkan. Kira-kira tiap ju'at selalu ada 2 kotak besar dan sekitar 5 kotak kecil untuk diedarkan (kotak yang bsesar gak ikut lho ya). Klo ngitung uang biasanya seneng banget, meskipun bukan uang sendiri. Ngitungnya bagi-bagi tugas, ada yang ngitung 1000an, 2000an, 10.000an, 20.000an, mpe 100.000an (yang terakhir ini emang jarang tapi pasti ada). Yang buat kami terkadang geger adalah selalu saja ada benda-benda aneh yang masuk ke kotak infaq, misalnya
- Kancing baju satu set
- Bungkus permen
-kertas kosong
-kertas bekas buletin
-dsb.
Yap, aku positive thinking aja klo tu kerjaan anak-anak SD ma SMP di Al-Azhar, klo yang masukin bapak-bapak dah tua jenggoten baru aku gondokan... Ni Bapak regresi kali ya???
Nah, selain itu kami selalu menemukan uang-uang aneh bin ajaib, yang kami pun bingung ini mau dimasukan hitungan atau tidak???, misalnya

- Uang dah kusuuuuut banget abis tu uangnya sobek lagi
Biasanya klo ini, ni orang kayaknya udah pasrah banget dapat uang kaya gini mau buat beli sesuatu biasanya warung-warung gak mau, akhirnya ada tiga opsi, dibuang (sayang), kasih ke pengemis (gak tega), terakhir kasih ke kotak masjid aja (toh gak ada yang tau klo masukin uangnya), Ada juga yang ditambal pake kertas putih, dah tau sobek. hayyo ngaku lu .... Alloh saja ngasih kita gak bekasan kok, malah kita ngasih ke Alloh yang dah budugen gitu??? wkwkwkwk

- Uang penuh dengan corat-coret
Orang ini biasanya ada dua kemungkinan pertama yang ngasih tu emang orang yang masukin ke kotak infaq mungkn niatnya mau cari sesnasi yang kedua biasanya dapat dari mana gitu. Uangnya biasanya ada gambar-gambar aneh di gambar pahlawan, atau nomer handphone minta kenalan, atau kata-kata mutiara seperti pusisi yang bikin muntah-muntah.

- Uang luar negeri
Tidak jarang di-alzhar menerima uang luar negeri, misalnya satu keping kecil se upil uang koin asli Singapura. Ya Alloh ni uang kok se upil ya??? Uang koin lagi, ni klo dituker laku berapa ya??? 

-Uang jadul
Uang Indonesia zaman aku masih umbelen (ingusan) dulu, seperti uang 1000an yang bergambar danau toba, dan uang 500an yang bergambar orang utan ge berpose, uang 500an ini konon bisa digunakan untuk alat dongeng lho.

Dan uang lainnya, kadang kami bingung ini mau dimasukan ke laporan atau tidak?atau ni orang cman iseng? Waktu nerima, elit banget pake amplop, tulisannya "Untuk KOtak Masjid" tapi dalamnya cuman berapa lembar uang yang bisa dipake selebihnya mungkin bisa aja kita dapat uang tapi ...

Akan sangat lucu klo jum'at depannya, ketika pengumuman hasil infaq masjid, petugas ngumumin gini
"Laporan keuangan masjid, Alhamdulillah, mendapat Rp. 1.984.500,- plus kancing baju, satu bungkus permen, satu lembar uang 1000an lama, 500an lama, dan 50an lama, dan satu lembar uang 10.000an tapi cuman sepotong. Ni Masjid pa OVJ sich???

Ya bagaimanapun masjid tu rumah Alloh,kita dah diberikan Alloh yang terbaik masa kita kasih kancing baju?? Uang budugen??? Gak bisa dipake lagi uangnya, coz kaya puzzle, pasangannya ilang entah ke mana?? Yapz, tu dulu aje catatanku siang hari ini ... semoga bisa memberikan sedikit pemahaman... ^^

Ya mungkin ke depan ada yang mau masukin sandal, kelinci, atau ular sekalian, tapi lebih baik kambing biar bisa kita sate ... haha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar