SKRIPSI, mungkin ini kata paling tidak ingin aku dengar saat ini. Ketika kata ini tersebut yang tergambar dala benakku adalah sebuah beban. Dan aku benci dengan sebuah beban. Karena beban aku pernah dirawat di rumah sakit karena Typhus dengan tingkat cukup tinggi semasa SMA dulu. Aku tak ingin sakit lagi, meskipun aku pernah betah ada di rumah sakit karena tempat itu terasa lebih nyaman daripada rumahku sendiri. Kejadian itu terulang lagi ketika awal-awal aku menjadi ketua panitia Ramadhan di kampus psikologi. Untungnya masih gejala. Kejadian itu juga hampir terulang lagi ketika di akhir-akhir kepengurusan skripsiku, untungnya kali ini aku bisa dirawat jalan.
Mustahil memang melihat aku yang masih BAB II. Aku pun bertanya-tanya dengan para senior yang telah lulus dengan menggunakan fenomenologis, seperti mas Aan, mas Wakhid, Mas wakhid focus selesai 6 bulan, mas Imron 4 bulan tapi metodenya aneh, dan mas Aan hanya 2 minggu tapi dia sudah membantu pak Akung di tempat penelitiannya. Aku belum yakin,
Secercah harapan dari bu EKD selaku dosbingku pun muncul ketika BAB I-ku diterima,“Klo kamu mau focus, 1 bulan aja cukup kok untuk menyelesaikan skripsimu”
Setelah itu aku berpikir agak lama di depan ruang dosen social, sambil mengetik surat untuk ayah dan ibu di rumah. Bisakah aku bisa focus selama 1bulan? Sedangkan bebanku di Semarang cukup banyak memakan waktuku?? Yap, beban di organisasi, beban-beban lain (seperti manggul batu, jadi kuli WC, dsb), beban kost yang belum aku bayar, dsb. aku rasa tidak, haruskah aku meminta 1 bulan untuk berhenti dari semua itu? Aku pun tak berani, aku jalani saja semampuku. Berapa lama ya aku bisa selesaikan ini?
Tapi, lagi-lagi beban, beberapa hambatan pun akhirnya mula datang, laptop untuk mengerjakan skrpsiku mati, aku yang belum mendapatkan subjek, ditambah literature-literatur bahasa Inggris yag membuatku terasa pening. Setiap hari aku lalui di perpustakaan, tidur pun aku di perpustakaan.
Kata seorang psikolog pada sebuah bedah buku “Sekolah? Siapa Takut!” yang pernah aku ikuti dulu di kota Tegal waktu aku masih SMA, bilang bahwa kecerdasan laki-laki itu lebih tinggi daripada perempuan, tapi, kenapa aku masih tetep kuwuk juga?? Kenapa perempuan yang sering peringkat atas mengalahkan laki-laki? Jawabannya ketekunan, perempuan lebih tekun dari laki-laki. Mungkin juga aku belum menekuni ini, aku belum menikmati ini. Atau judulnya yang terlalu susah bagiku? AKu rasa tidak, tema ini sudah aku tekuni sejak lama. Hanya saja aku belum menemukan subjek yang tepat. Beberapa orang yang aku percaya bisa memberikan rekomendasi, seperti tidak memberikan respon kepadaku. “Mungkin aku harus berjalan sendiri untuk hal ini”
Banyak yang bilang aku bertambah gila karena skripsiku. Aku pikir biarlah. Aku menikmati kondisi ini. “Simpel, saat ini aku hanya ingin tersenyum dan tertawa serta bertindak di luar kebiasaan, atau menjadi diriku yang berbeda” Jika sebelumnya aku tak pernah menyentuh bagian buku-buku humor di Gramedia yang aku rajin kunjungi setiap satu minggu sekali, kini bagian ini menjadi bagian wajib bagiku, mengalahkan bagian psikologi, motivasi, atau bahkan islam. Aku ingin tertawa dan tersenyum saat ini, tak masalah jika aku mentertawakan diriku sendiri, maupun apa yang aku alami. Juga film-film humor. Jangan heran jika aku tiba-tba menyukai buku-buku genrenya Raditya Dika, dkk. SImple, i just wanna laugh and smile (eh bener kan tulisannya?)
Beberapa orang berniat memberiku support, tapi entah tak berefek padaku. api, mungkin akan ada support dari beberapa orang yang bahkan tak terduga yang bisa saja akan memberikan epifani kepadaku. Sayangnya aku belum menemukannya. Bisa saja ada dari kalian, atau orang yang aku temui di jalan. aku tak tahu. Aku sedang berkihtiar mencarinya. Beerapa yang aku temui aku anggap basi, seperti "SKRIPSImu inget dikerjakan" dua tiga atau lebih orang mengatakannya, dan aku jawab "Eh, suka-suka aku dong" atau "Aduh, apaan tu?"hehe
Hingga tulisan ini aku buat aku belum tau lagi kapan aku ingin kembali ke Semarang, jika aku ke Semarang mungkin untuk sesuatu yang khusus aku inginkan. Tenang jika ada yang bilang, “SKRIPSInya bagaimana?” Kemungkinan pertama aku tidak akan menjawabnya. Kemungkinan kedua aku akan menjawabnya baik-baik saja. Kemungkinan ketiga aku akan menjawabnya aku ingin melupakannya. Kemungkinan keempat aku akan menjawab aku tak menginginkannya. Kemungkinan kelima aku akan menjawab “Aduh itu apa ya?” (Jika ini sudah terjadi, mungkin aku sudah terkena amnesia akut^^), atau kemungkinan lain yang segera akan terpikirkan.
Jika selama ini aku kaya badut, ada yang pernah baca statusku yang aku kutip dari film Vina Bilang Cinta, klo gak tau cari ndiri ya… Teman-teman ADSP 2006 dan Mas Imron Terima kasih untuk semua perhatiannya… ^^ Sukses untuk yang sedang merayakanya ...
Ya sudahlah aku hanya ingin bercerita saja ... KLo ada yang gak berkenan jangan masukin ati ni komputer ntar lu bisa ayan lho ...
10 September 2011, selesai aku tulis pukul 17.12 WIB (Adelaide Sky – OST Kambing Jantan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar