Sebenernya apa sih tujuan dari backpacking? Kalau menurut saya sih, tujuan saya ya untuk melihat tempat yang selama ini saya lihat di media, atau saya baca di blog backpacking atau travelling dan meresapinya.
Jujur saya tidak begitu ngotot, saya ingat waktu saya travelling (travelling loh ini ya, bukan backpacking) ke Jogjakarta, Jakarta, Bali, atau Malang saya merasa ada banyak tujuan, kalau di Bali mau ke pantai Kuta, Sanur, mau main di waterbom, mau rafting, mau belanja-belanji, begitu juga waktu di Jogja rasanya semua mau dicobain, mau makan gudeg asli, mau makan oseng-oseng mercon, mau beli batik dan asesoris dengan harga miring, dan lain-lain, kalau di Malang mau jalan-jalan sama sahabat yang sangat saya rindukan. Daridulu, setiap perjalanan punya misi tersendiri dan saya memang tidak bikin ekspektasi yang terlalu tinggi. Dan, saya tidak ngotot untuk dateng ke semua objek wisata atau mencoba semua sesuatu yang terkenal.
Saya termasuk katrok kali ye, waktu saya dan temen saya mengatur agenda backpacking via messenger, temen saya nanya, “mau ke Vinci gak?” ya saya pikir Vinci itu semacam objek wisata atau museum tentang Leonardo Da Vinci atau sejenisnya, taunya temen saya bilang, Vinci itu toko sepatu, hampir temen-temen yang kesini pasti belanja sepatu disana, karena katanya murah, aduh, jujur saya termasuk penggila sepatu sih terutama denga design yang unik dan cute-cute termasuk high heels maupun stiletto, tapi kalau tentang yang itu, eit, tunggu dulu deh. Saya mesti kembali inget niat saya.
Kalau dari kota pelajar (saya nyebut Cyberjaya sih gitu) kemana-mana mesti naik KLIA express untuk ke Kuala Lumpur (45 menitan, dengan tiket tren 9,5 RM)jalan-jalan pertama saya ya kemana lagi kalau bukan menara kembar petronas. Yang pertama ya karena hari itu mau ketemuan sama temen saya yang lainnya di daerah Jalan Ampang dan sampailah ke menara ini. Menara ini kan kembar dengan tinggi sekitar 452 m, jadi satunya untuk kantor dan satunya lagi untuk belanja (KLCC) . Di menara ini ada semacam tour petronas, nah pengunjung bisa naik ke bagian skybridgenya dan melihat kota Kuala Lumpur dari ketinggian kurang lebih 170m, yang terletak di lantai ke 41 dan 42 ada juga paket lainnya selain mengunjungi skybridge bisa juga sampai naik ke lantai 86. Harga tiket sekitar 10 RM, loket buka mulai jam 8.30 pagi dan waktu berkunjung dari jam 9 pagi-5 sore. Cocok tuh untuk yang acrophobia.
Setelah agak maleman, saya diajak oleh teman-teman saya untuk ke Ampang Look Out Point, yang terletak di Ampang Hill, setelah muter-muter akhirnya kita sampai jam 10 malem, tapi disana sih jam segitu masih sore. Dan wow! Pemandangannya bagus banget! Di daerah ini terdapat lumayan banyak restaurant dan yang disajikan tidak hanya makanan tapi juga pemandangan Kuala Lumpur di malam hari yang keren banget dengan menara petronas yang lebih gemerlap dengan lampu-lampunya. Sebelnya, baterai kamera saya habis hiks. Jadi mencoba memotret dengan ponsel aja. Ah, nikmatnya. Saya kurang begitu paham tentang transportasi ke sini, berhubung temen saya yang memang netap disini yang nyetir dan malem-malem pula jadinya saya agak bingung, hehe. Menurut saya ini sih lebih bagus dari tour petronas hehe.
Tempatnya keren, pilihan menunya juga banyak, kalau ga cocok dengan resto satunya pindah saja sampai nemu yang sesuai kantong, hehe..pokoknya tempatnya romantis banget deh, dan bisa shisha-an hehe, rata-rata restaurant di Malaysia pasti ada shisa-nya, yang bisa milih mau rasa apel, strawberry, mint, atau kombinasi.
Ah, nyamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar