Rata-rata pertanyaan habis berapa (ah, rahasia donk!) tapi kalau budget perjalanan dengan senang hati saya beberkan deh. Selain itu, rata-rata komen yang masuk, oleh-olehku mana? Haduh, tipikal orang Indonesia. Udah kere gini masih ditodong, saya kan backpacker bukan tourist.
Well, ini ulasan tentang perjalanan saya.
Perjalanan saya dimulai dari berangkat ke Kuala Lumpur tanggal 13 Juli 2011 dengan pesawat yunolah, harga tiketnya 369.000 (promo), perjalanan dari Balikpapan ke Kuala Lumpur sekitar 2 jam 50 menit, hahaha…karena malam-malam sebelumnya saya tidak tidur akibat begadang jadilah begitu take off saya langsung tidur, eh dua puluh menit sebelum landing baru saya bangun.
Selama di pesawat pramugarinya membagikan kartu imigrasi yang harus diisi, saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seorang ibu cantik yang meminjamkan pulpennya dan akhirnya saya dikasih pulpen itu. Tips #1: Siap-siap bawa pulpen kalau backpacking! Apalagi kalau tujuannya keluar negeri, kelihatannya sih remeh tapi penting! Karena banyak yang mesti diisi, seperti kartu imigrasi, kartu keberangkatan sebelum meninggalkan Indonesia, dan kartu kedatangan di Negara tujuan.
Begitu landed maka turunlah saya dan jalan kaki bo! Karena pesawat ini landednya bukan di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) tapi di LCCT yang intinya airport kargo, sehingga saya dan penumpang yang lain mesti jalan kaki sekitar puluhan meter menuju bagianimigrasi, ah, karena saya gak tau apa-apa jadi saya ngekorin orang-orang sepesawat. Sempet salah ngekor juga sih, tapi akhirnya saya ngekor pasangan bulan madu yang jalannya lelet banget tapi setelah dipikir-pikir semuanya menuju bagian imigrasi dan jadilah saya soktau nyelip sana-sini. Hehe, boleh dong sombong. Pas nyampe yang bagian imigrasi, asli antriannya nguler. Wow! Semua jenis manusia ada disini (agak lebay tapi bener) semua kewarganegaraan kayaknya ada deh, paspor yang warna-warni, dengungan ngobrol yang terdengar asing, dan lain-lain. Setelah antre sekitar dua puluh menit, sampailah saya di meja imigrasi, paspor dan kartu kedatangan pun diperiksa, dibaca, dan dipelototin ma petugas imigrasi, ditanya disini ngapain, berapa lama, tinggal dimana, dan kapan kembali ke Indonesia, dan disuruh memindai sidik jari di mesinnya akhirnya semuanya berlalu dengan sukses! Apalagi temen saya memang sudah mewanti-wanti, kalau ditanya sama petugas imigrasi gak usah jiper, udah biasa mah itu. Leganya setelah terdengar bunyi stempel di atas paspor. Bum! Oh iya, sebelumnya saya sempet muter-muter ke toilet, duty free shop, dan tempat penukaran uang, banyak kok penukaranuang .Cuma ya itu kursnya tinggi. Tips #2: kalau bisa tuker di Indonesia aja deh, kalau ga berani bawa duit cash banyak ya setidaknya ada pegangan minimal 300 ribu, karena waktu mau berangkat dari Balikpapan, airport tax harganya 100 ribu.
Saya dapet 1Ringgit Malaysia sekitar 3.400-an jadinya pas nuker seratus rebu ya dapetnya sekitar 30 RM aja hiks. Dan berjalanlah saya menuju pintu keluar LCCT, dimana teman saya sudah menuggu di deket Old Town Coffee.Setelah itu kami pergi membeli tiket bis untuk lanjut ke apartemen temen saya, daerah Cyberjaya dan Putrajaya.
Kalau beli tiket dari LCCT udah satu paket tiket bis sama tiket train (disana kereta dibilang train/tren, kalo mobil dibilang kereta)harganya sekitar 5 RM lah.
Setelah itu dari LCCT kita naik bis kira-kira lima puluh menitanlah, dan sepanjang perjalanan kelapa sawit melulu, hingga akhirnya sampai di stesen salak tinggi (stasiun maksudnya), dari situ kita sambung naik tren (KLIA express) menuju Cyberjaya sekitar 15 menitan, sampe di stesen lanjut deh naik taksi atau bis lagi, kalau naik bis harganya 2 RM tapi ya mesti nungguin setiap sekitar 15-20 menitan, kalau mau cepet ya naik taksi yang tarifnya sekitar 12 RM.
Akhirnya sampe deh di daerah Cyberjaya, daerah belajar yang katanya temen saya merupakan wilayah yang baru dibangun, disini tempatnya kampus-kampus swasta, dan rata-rata mahasiswanya ya orang-orang ekspat gitu. Kerasa banget multikulturalnya.
Hari-hari awal di negara orang kerasa banget bedanya, apalagi Malaysia ini terletak di sebelah barat, jadi siangnya panjang, maghriban aja jam 7 malem, soalnya jam 6 masih terang kayak jam 3-nya di Indonesia. Selain itu, makanan. Susah banget cari makanan yang pedes! Rata-rata makanan disana : asin! Mau yang pedes ada sih tapi pedesnya beda! Bener deh! Apalagi kalo misalnya makan dan pake sambel botol disana disebut sos cili, ampun manisnya!sambel botolnya manis. Huhu. Menu andalan untuk berhemat disana ya nasi lemak dan teh tarik, namanya juga backpacker ya, kalau mau lebih murah ya masak. Tapi berhubung saya mau out of the routine, ya saya ma temen saya lebih suka pesen makanan, harganya sekitar 5 RM-7RM udah lumayan banget, untuk cemilan biasanya kita mesen spring roll yang isinya kepiting, udang, ayam, dll harganya 20 RM untuk 50 buah spring roll hahah, lumayan kan coy?
#to be continued..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar