Jumat, 25 Februari 2011

Baru Nonton nih ye..

Gara-gara denger isu kalau film Hollywood mau ditarik dari Indonesia, rada kaget juga, terutama saya yang termasuk movieholic dan jarang banget ke bioskop. Menurut hemat saya, tiket bioskop sangatlah mahal apalagi nggak dibolehin bawa makanan ke dalam studio, cape deh! Males banget ngeliat makanan yang dijual muahaal di dalem bioskop kan ya?MySpace

Tulisan ini bukan untuk review atau kritik film loh ya (mang saya sapa!?) saya sama sekali gak tau masalah sinematografi, atau cara pengambilan angel atau blabla masalah film, tapi ini murni dari sudut penikmat film. Urutan tulisannya juga bukan berdasarkan ranking, jadi sengaja saya random. Nah ini, tujuh film terakhir yang saya tonton:


Nah nah ini kalau istilah kita nih ya, ini film gara-gara kualat sama orang tua. Gara-gara ga ijin ma orang tua kalau mau jalan jauh jadinya kena celaka. Hal ini terjadi pada Aron Ralston (diperankan James Franco), kisah nyata ini karena si Aron kejepit di Robbers Roost, Utah, apa ya kalo minjem istilahnya canyoneering, temennya hikinglah, cuma lokasinya di canyon-canyon gitu. Pertama sih lancar-lancar aja eh gak lama dia kepleset dan tangannya kejepit batu besar yang bener-bener ga bisa dipindahin, udah gitu cuma bawa peralatan seadanya, dan ga bawa survival kit, dan parahnya sendirian pula. Dia terjebak selama 127 jam dari hari sabtu ampe rabu, dan selama itulah dia merenungi kehidupan dan kesalahannya, cinta pertamanya, temen-temennya, adeknya, orang tua, semua-muanya dah. Dan bagaimana dia selamat? Dengan mengamputasi tangannya dengan pisau lipat murahan made in ch*na, malah sempet bekal minumnya yang setermos itu tumpah dan akhirnya dia minum urinnya sendiri. Pesen dari film ini adalah beli swiss army knife yang asli dan kalo mau jalan ijin ya ma orang tua.



Yang main Anne Hathaway jadi si Maggie Murdock (kok familiar ya sama nama ini) yang menderita parkinson tahap satu, yang kalau gak minum obat bisa gemetaran parah, maklum jaman gitu kan belum ada obat parkinson, ketemu sama si playboy cap duren mampus si Jamie Randal yang dimainkan sama Jake Gyllenhaal, yang sales penjual obat-obatan dari perusahaan farmasi Pfizer, film ini settingnya tahun 1996, dimana Pfizer jadi penguasa pasar akibat berhasil menyintesis Viagra yang dikenal dengan blue pill, nah ceritanya ya, tentang si Jake yang pertama kali jatuh cinta setengah idup pertama kalinya berkata I Love You pada cewek yang sudah menolaknya. Yah Hollywood abeslah, dan setelah beberapa konflik bla bla bla…and they live happily ever after. Gak pake mikir kok nontonnya, kecuali mau mikir tentang farmakologi viagra.


Jadi inget buku komik yang pernah saya baca waktu jaman-jaman SD, lupa judulnya apa, yang jelas dia anak remaja cowok cool yang dalam seharlam (minjem bahasanya Pramoedya Ananta Toer, artinya sehari semalam) jadi ayah. Nah film ini ga beda jauh, tentang Holly (Katherine Heigl) pemilik toko kue yang masih single ladies dan Messer (Josh Duhamel) yang kerja di channel olahraga dan suka gonta-ganti cewek. Sebelumnya mereka pernah dicomblangin gitu ama kedua sahabat mereka yang suami istri tapi gagal, nah suami istri ini baru aja punya anak namanya Sophie, tiba-tiba suami istri ini kecelakaan dan memberikan hak asuh pada keduanya. Jadilah dalam semalam mereka punya rumah dan bayi. Yah namanya juga komedi ringan dengan kisah romantik ala Hollywood, bisa ditebak dong konflik dan endingnya.


Akhir-akhir ini filmnya Bruce Willis jadi banyak ya, udah ada R.E.D, ada lagi The Expendables, eh ada lagi Surrogates, asli deh film ini tentang streotype, semua streotype terbentuk disini. Film ini tentang kehidupan manusia yang disubstitusikan sama robot, jadi si manusia cuma perlu mengontrol si robot dari rumah untuk kerja, sekolah, dan melakukan hal-hal lainnya yang manusiawi, robotnya juga banyak dijual, bisa diganti, mau mesen dari pabrik juga bisa, mau rambut warna apa, matanya mau gimana, ya otomatislah yang cewek pada cantik-cantik, mulus yang cowok pada muda, tegap, gagah banget semuanya, padahal pas liat yang operasiin alias manusia aslinya..bleh! disini Bruce Willis jadi agen FBI yang sebelumnya pake surrogates, tapi kemudian dia pake tubuh manusianya lagi, untuk menumpaskan peradaban robot. Ngeri juga sih ngebayangin kalo kehidupan kita dikontrol dari komputer atau jaringan, sekali jaringan rusak, jadi manekin lah kita semua.


Inspired by true events. Jujur nih, saya rada telat nonton, film ini kan udah ada sejak tahun 2010, gara-gara yang main Sean Penn saya jadi penasaran. Setelah saya baca-baca, film ini dibuat berdasarkan sebuah memoir “Fair Game: My Life as a Spy, My Betrayal by the White House” yang ditulis oleh Valerie Plame, yang identitasnya dibongkar oleh White House, gara-gara kasus yang ditanganinya tentang Yellow Cake alias uranium yang buntut-buntutnya tentang senjata pemusnah masal, apalagi coba?! Valerie Plame diperankan oleh Naomi Watts disini. Yah lumayan menyita emosi juga loh, dan tidak melulu tentang politik, jadi tau gimana kehidupan diplomat atau petugas CIA, jalan-jalan keluar negeri seenak udel tapi ya itu jauh dari keluarga, jarang di rumah.


Ceritanya horror . Tentang Abby (Chloe Moretz, itu loh yang main di Kick Ass yang jadi Kick Girl atau yang jadi ponakannya Josh Gordon Levit di (500) Days of Summer), cewek yang umurnya 12 tahun more or less (ini jawabannya Abby kalo ditanya umurnya). Yang adalah seorang vampire yang awet muda. Suatu hari dia pindah ke linkungan apartemen tempat Owen tinggal, anak laki-laki yang seumuran dengan masalah self esteem yang rendah dan merupakan korban bullying di sekolah, bener-bener deh adegan bullyingnya mengerikan padahal masih SD loh! Tapi banyak juga loh adegan romantisnya, maklumlah cinta monyet juga. Mungkin kalo yang bosen sama Twilight bisalah nonton film ini.




Because I am bloody well stammer!! Itu kata yang diteriakkan si Colin Firth sebagai King George VI itu loh bapaknya Queen Elizabeth II. Ketika gagap menjadi masalah. Ternyata kalau yang gagap itu raja repot juga ya, mau pidato repot, mau kasih sambutan repot, mau bicara dengan rakyat juga repot, juga mau dongengin anak jadi repot, tapi kata si Lionel Logue (Geoffrey Rush) gagap itu bisa disembuhkan, bukan cacat bawaan yang bahasa kerennya kongenital heheh (ini saya yang bilang). Suka banget ngeliat persahabatan Lionel Logue dan King George VI yang ternyata bukan dokter tapi cuma ahli speech defect yang mendapat pengalaman setelah membantu teman-teman tentaranya yang menjadi gagap setelah ditugaskan di front line. Yang lebih bagus, ternyata ini kenyataan.

Pesen saya kalau nonton film jangan ragu untuk menangis jika sangat mengharukan, jangan takut ngakak kalo emang lucu, karena permainan emosi itulah yang membuat menonton film itu membuat pikiran relaks.
MySpace


ez jite hezdikim


Hey, kamu, terima kasih. Terima kasih untuk waktumu yang mau kau habiskan mendengar ceritaku tentang panasnya hari ini, tentang betapa menjengkelkannya orang-orang yang kuhadapi hari ini, tentang apa yang kubeli hari ini saat aku hanya merencanakan membeli bahan makan malamku, tentang pertanyaan dan jawaban yang kuberikan saat orang tuaku mengkhawatirkanku, tentang kelanjutan cerita tokoh yang novelnya belum kau baca, tentang film yang ingin kutonton namun belum ada waktu, tentang keluhanku tentang makaroni yang mengkerut saat dimasak, tentang lagu yang baru saja kudengarkan.

Ah, betapa kamu sempurna. Suara tawamu yang menelisik telingaku, matamu yang berbinar saat kuceritakan hal lucu, garis yang terlihat di antara dagumu yang semakin jelas saat kamu menjadi serius, rambutmu yang sering kau tarik dengan jari-jari sempurnamu yang semakin membuat rambutmu berantakan, telinga dan pipimu yang bersemu merah muda seperti gulali karena dinginnya cuaca, hidung tinggimu yang sering kau kerutkan jika aku mulai tidak berkata apapun di percakapan kita.

Maafkan aku kalau aku sering diam saat kau ceritakan hal yang tidak seharusnya membuatku marah, kalau aku sulit berhenti menangis saat kita bertengkar, saat aku mengacuhkan pertanyaanmu yang tidak masuk akal menurutku, saat aku hanya diam ketika berkata bahwa kau mencintaiku, saat aku marah jika kau melupakan sesuatu, dan saat-saat aku menghindar untuk berbicara padamu.

Andai kamu tahu, betapa aku menginginkan tanganmu mempermainkan rambutku dan menghirup aroma shampoo yang kugunakan sore ini, betapa aku ingin menyiapkan segelas teh panas untukmu, betapa aku ingin mendengar napasmu sebelum aku tidur, betapa aku ingin mengirup aroma parfummu di udara kamarku, betapa aku ingin memelukmu dari belakang saat kau sedang melihat titik-titik hujan yang meluncur di kaca jendela, betapa aku ingin mendengar cerita masa kecilmu, betapa aku ingin menjawab letak benda-benda kecil yang entah kau lupa menaruhnya dimana, betapa aku ingin menyusun pakaianmu dalam lemari menurut warna-warninya, betapa aku ingin berdansa denganmu tanpa musik di lantai dingin apartemen kita, betapa aku ingin menggelitikmu saat kau serius menonton televisi, dan betapa aku ingin bertengkar untuk hal-hal kecil tentang anak kita.

Dan betapa aku ingin bertanya padamu, dari mana saja kau selama ini?

Kamis, 17 Februari 2011

Shoe-paholic *gabungan penggila sepatu dan shoppaholic*


Seberapa sering kamu beli sepatu? Kalo saya, hm..kalo sepatu andalan saya udah tidak layak pasti saya beli sepatu lagi haha, sepat wajib saya yaitu flat shoe warna item, bisa dipake kemana aja, ke kampus ayok, nge-hang out sama temen-temen ayok aja. Tapi saya paling suka mengatur jadwal keluar sepatu saya, misalnya ada sepatu yang dipake ke kampus, ada yang dipake ke hajatan kalo misalnya ada temen ato kerabat punya acara, ada yang dipake buat jalan-jalan, ada yang dipake buat olah raga, ada yang dipake kalo buat gaya-gayaan, dan macem-macem. Jadi kita dan yang ngeliat gak bosen selain itu, sepatu jadi ga cepet rusak.

Sepatu dari dulu memang bagian dari peradaban (buset..bahasanya!) inget cerita Hans Christian Andersen tentang si sepatu merah? Ada juga si Cinderella yang menemukan kebahagiaan dari sepatu kacanya, ada juga cerita John Newbery tentang sepatu yang juga membawa kebahagiaan.

Nah, paling enak kalo emang udah klop ketemu sama sepatu yang sesuai sama kamu. Bukannya gimana ya, kan biasa kita beli sepatu tuh pas dicoba di toko pas aja tuh, eh pas udah dibeli terus dipake bikin kaki lecet, sempitlah, atau terlalu longgarlah. Masih mending kalo lecetnya cuma pertama kali pake aja, kalo lecetnya tiap pake sepatu itu ya, males juga jadinya. Karena alasan inilah, saya jadi selektif kalo beli sepatu, tapi emang ada harga ada kualitas, sampai sekarang saya punya merek favorit, jadi kalo mau beli sepatu saya cek dulu di toko yang jual merek itu, habis itu saya liat deh model-model yang ada, kalau ga ada yang cocok baru cari yang lain.

Tapi asli, saya kapok beli sepatu yang murah meriah dan cuma menang design aja, hari itu saya lagi iseng-iseng jalan di daerah perbelanjaan yang memang pusatnya sepatu, tapi ya merek-merek yang gak jelas, tapi emang bener, dari segi design dan tampilan top banget dah. Akhirnya jatuhlah pilihan saya pada sepatu coklat berbahan velvet dengan motif bunga-bunga yang cantik, besoknya saya pake deh ke kampus sialnya pulang kampus sore-sore hujan turun dengan derasnya, hari itu tugas kuliah saya numpuk banget ditambah ada dua persentase besoknya jadi gak mungkin nunggu hujan berhenti, harus pulang saat itu juga dan jadilah saya menantang hujan dengan sepatu baru saya. Dan jeng jeng! Pada langkah saya yang kesekian mendekati pemberhentian angkot ke jurusan rumah saya, lepaslah sol sepatu dengan sepatu saya yang berhiaskan bunga-bunga itu MySpace dan dengan sempurnanya alasnya yang berupa karton berwarna merah terlihat, tidak bisa saya jelaskan perasaan saya hari itu, asli maluuunya segambreng MySpacenamun adalah sedikit rasa bersyukur saya karena saat itu hujan dan tidak ada yang melihat kecuali satpam yang berjaga di pintu utama masuk kampus saya. Akhirnya saya putuskan untuk membuang sepatu itu dan yap! Saya nyeker sambil nunggu angkot, belum lagi air hujan yang dari paret meluap, haddduh…asli bikin saya paranoid ngebayangin jutaan bakteri yanga ada disitu. Gimana kalo kaki saya kutu air? Atau ada virus hepatitis disitu?bla..bla…

Dan sukseslah saya dipelototin orang seangkot gara-gara nyeker, bahkan sempet ditanya,”Dek, sepatunya ketinggalan di kampus ya?” grrr…..

Semenjak itu saya kapok beli sepatu abal-abal.

Jumat, 11 Februari 2011

ayok melangkah.


Saya suka bingung sama beberapa orang yang sering mikir kebiasaan saya aneh. Oh ya, saya mau ngebahas kebiasaan saya setiap pergi dan pulang kampus. Gini lho, kampus saya itu kan satu komplek besar, dan ada sekitar 500-an meterlah dari jalan utama, jadinya kalo dari rumah saya, saya harus naik angkot dua kali, pertama angkot sampe jalan utama, kedua angkot khusus kampus. Nah, tapi saya sejak tahun pertama memang sukanya jalan, ngaku sih, MySpacepertama-tama saya ndak tau kalau ada angkot khusus yang masuk kampus, eh jadinya keterusan deh suka jalan kaki dari pintu pagar pertama, nyebutnya pintu satu, sampe kampus saya.

Temen-temen saya suka ledekin, soalnya kalau saya jalan bener-bener dinikmatin, pake earphone, ya udah jalan dah tuh, ga merhatiin apa-apa, ga denger kalau ada yang manggil, ke depaaan aja (ya iya donk masak mau jalan mencla-mencle), apalagi biasa temen saya lewat, manggilin nawarin boncengan, tapi saya tolak dah, pengen jalan aja, sambil dengerin musik.

Bahkan beberapa dosen saya udah hapal kebiasaan saya ini, dan dia maklum aja sih kalau saya suka telat apalagi kelas pagi, heyah. Well, kenapa kebiasaan ini aneh? Yah karena saya ngotot jalan kaki, kalau panas banget biasa saya pake payung, kalo hujan ya pake payung hujan sambil jalan. Belum lagi kalau biasa saya telat, dan jalannya sedikit laju dan lari naikin tangga ke kampus saya yang di lantai empat, bener-bener bakar kalori dah, nyampe kelas keringetan,MySpacetapi ya asikin ajalah.

Kalo inget salah satu iklan susu, ayo melangkah sepuluh ribu per hari, bener bangetlah, saya ngerasain efeknya sekarang, kebiasaan kecil yang dilakukan rutin hampir selama tiga tahun, bener-bener memberikan efek yang positif bagi saya. Yang pertama, kalau jalan kaki apalagi kawasan kampus saya termasuk rimbun dengan pohon-pohon yang ditanam sepanjang pavement, banyak oksigen yang masuk ke otak, emang sih waktu nyampe pertama di kelas ngos-ngosan , tapi kuliah yang dikasih dosen jadi lebih nangkeplah, kedua karena saya suka jalan sambil dengerin lagu-lagu bahasa asing jadi banyak kata-kata baru yang saya pelajari, yah itung-itung listening test sambil jalan, ketiga saya jadi tahu merk sepatu yang awet hehe, maklumlah saya kan lumayan shoe-holic juga dengan jalan kaki saya jadi setia sama salah satu merk flat shoe karena awet banget dipake jalan kaki padahal udah hamper bertaun-taun, tetep cantik aja dah sepatu saya, keempat ya itung-itung pake fasilitas kampuslah saya bersyukur dah kampus saya memang nyediain tempat untuk jalan kaki pavement khusus yang dinaungi pohon-pohon rimbun, kelima jadi lebih hemat 2000 perhari, bayangkan kalau saya pergi dan pulang naik angkot khusus kampus terus ganti angkot ke rumah saya 2000x2 dan saya lakukan selama lima hari 20000 dan bayangkan yang bias ditabung selama seminggu 20000x3=60000 kali sebulan, kali setahun, alah udahlah yang penting banyak,MySpace, uangnya bisa dipake buat yang lainkan?



Mau tau bukti ilmiahnya? Dalam studi yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association, para ilmuwan menemukan bahwa perempuan yang rutin melakukan olahraga jalan cepat di akhir usia 30 dan 40 tahun memiliki risiko terkena kanker payudara lebih rendah dibanding rekan mereka yang malas bergerak, ini untuk usia 30-40 tahun loh dan bayangkan kalau kita lakukan sejak lebih muda wah, lebih berlipat lagi deh efek positifnya. Dan kalau mau tahu lebih banyak lagi manfaatnya baca aja di e-kompas atau jurnal-jurnal kesehatan yang banyak banget meriset tentang manfaat jalan kaki. Makanya jangan males jalan, manfaatnya lebih nyata kok daripada maksain bangun tiap minggu subuh buat jogging yang cuma dilakukan seminggu sekali(nyindir diri sendiri nih ye). Ayok jalan kakiiiiMySpace

Kamis, 10 Februari 2011

Bon Appétit

Setelah bongkar-bongkar folder foto yang ada di Dodo, saya nemuin banyak foto makanan. Syok juga ngeliatnya. Ternyata sebanyak ini yang udah saya makan selama iniMySpace

Akhirnya jadi pengen nulis tentang makanan yang sudah maupun sering saya makan.

Makanan bukanlah sekedar makanan. Banggalah orang Indonesia yang punya beragam macam makanan dari Pulau We sampe Pulau Rote, mau yang pedes, manis, asem, asin, kecut, dan pahit. Mang ada makanan pahit?

Makanan yang suka makan kalo saya pulang kampung ke Balikpapan yaitu siomay Pak Agus, hehe ini mah jajanan semenjak SMA, biasa mangkal di Lapangan Merdeka, enak lagi kalo minumnya pake es kelapa muda, biasa saya kesana sore-sore, disaat lapangan dipenuhi orang untuk jogging dan membakar kalori, saya malah duduk manis menekuni siomay yang gak pake pare dan tahu.MySpace

Nah, malem-malem biasanya saya ngegombalin mama sama bapak saya untuk dianter makan bakso deket SMA saya dulu, di gunung pasir namanya Bakso Smansa, aduh ajib banget daaah.MySpace


makanan wajib kalo pulang kampung


Nah, ini menu favorit saya kalo lebaran, ada buras yaitu semacam ketupat, tapi kayak lontong, loh?maksudnya kayak lontong buatnya, ini khas Bugis, ada dua jenis buras biasa yang dari beras sama buras ketan, biasa dimakan sama sambel goreng, sambel bajak, ada juga ketupat, dan kerupuk, dan lauk-lauk lainnya kayak kari ayam, opor, tapi ga ada gambarnya nah kalo kepedesan enaknya ngunyah kismis.

Tapi emang sih, saya bener-bener orang Indonesia, hehe, prinsipnya ga bisa makan kalo gak pake nasi dan sambel. Hmm….




makanan lebaran

Kalo di Makassar, makanan apa yang mesti dicoba? Nah tergantung sikon dan kondisi kantong, biasa sih saya kalo mau mangkal sambil ngobrol liat pantai suka ke warung eh gak warung ding gede gitu, tempatnya namanya Bakso Sentosa, bisa mesen macem-macem kok gak bakso aja, ada juga mie kering atau biasa disebut mie titi, ini semacam mie yang kering terus disiram kuah kanji terus dikasih daging, sayur, dan asesoris sea food lainnya.

Nah, biasa kalo saya jalan, terus kebelet makan (bukan pipis aja yang bisa kebelet)MySpacebiasa kita suka beli kebab turki yang biasa dilewatin kalo kita jalan-jalan di MTC, selain itu kalo mau makan murah dan lumayan banyak pilihannya saya suka makan di solaria, hehe, lumayanlah, makanannya lumayan, ada mie ayam, kwetiaw, ato corbe bleu (gini ga sih tulisannya?)lumayanlah, ada ayam dengan isi keju leleh,. Selain itu, kalo habis jalan-jalan di benteng Fort Rotterdam, saya ma temen-temen suka mangkal di kampung Popsa, makanan favorit yaitu Iga sapi mercon, hehe, tapi gak pedes-pedes banget kayak oseng-oseng mercon di Jogja. Bisa juga mesen pisang goreng keju sama ice cream, pemandangannya bagus soalnya langsung ngadep laut dan bisa liat orang-orang yang habis jalan-jalan dari Pulau Kayangan.MySpace

mie titi,corbe bleu,mbak-mbak bikin kebab,iga mercon

Tuh kaaaan, jadi laper MySpace


Rabu, 09 Februari 2011

Bergembira di Pantai Bira..ala Backpacker


Berhubung ujian udah pada kelar pas bulan desember, secara mendadak dan hasil celetukan akhirnya saya dan empat teman saya memutuskan untuk liburan ke Bira, padahal sih rencananya sama temen-temen angkatan yang lain mau ke Tana Toraja, aduh kan malu ya, kuliah di Makassar ampe tahun ketiga belum nginjak Tana Toraja, sedangkan yang jauhnye naik pesawat udah didatengin, yo wis, berhubung harga tiket bis ke Tana Toraja lagi tinggi-tingginya (naik 40% bo!) dalam rangka natal dan tahun baru, akhirnya kita memutuskan ke Pantai Bira di kabupaten Bulukumba.

Kita ke sana ala mahasiswa-lah yaa, ke terminal, dan nyari mobil murah yang kita tawar pake urat sama kernetnya, akhirnya dapet deh 50-rebu ke Bira, di perjalanan,saya dan tiga orang temen saya yang duduk di belakang, bener terguncang fisik nan psikologis, apalagi jalan ke Bira-nya yang bener-bener jauh, sekitar lima jam-an lah, rata abis deh pantat.MySpace

Saya juga nelpon senior saya yang emang orang asli ini dan minta referensi hotel murah nan bagus, hehe, dia kasitau beberapa hotel yang bagus dan ngasih tips kalau cari hotel, cari yang airnya lancar. Tapi karena masukan dari temen saya yang katanya sering ke Bira akhirnya kita nyewa pondok yang ada deket pantai, pertama sih dari luar bagus, pas udah masuk, hah, taunya cuma ada dua kamar tidur kotor, satu kamar mandi, dengan tempat tidur yang bener-bener seadanya, ya udahlah ga papa lagian lumayanlah 100.000/malam, mari mandi. Eh taunya ga ada air!!!padahal si yang punya pondokan bilang airnya lancar, tiga puluh menit kemudian, dateng dah tuh ibu-ibu paruh baya dorong gerobak dengan lima jerigen besar air, eh buset aja! Alhasil kita semua bikin formasi untuk ngoper tuh air dari tangga,maklum pondoknya rumah panggung, ampe ke bak mandi, sayayang ditunjuk di formasi paling akhir alias yang masukin air ke bak. Aduh, encoklah saya.

Beruntung, sebelum berangkat, saya sempet masak bekal yang lumayan banyak, jadi setelah pada ngos-ngosan angkat air, kita pada ngejogrog, makan rame-rame dari termos pake sendok, haduh, bener-bener liburan ala ransel nih. Habis makan, kita mutusin untuk ngecek ke hotel yang ada di sekitar situ, dan ternyata lumayan lah harganya, main 100-250an rebu, akhirnya kita mutusin untuk ngambil kamar di Bira Beach Hotel yang semalam harganya 200-rebu,MySpace pake AC, showernya lancar, dengan dua double bed, lumayan, bisa dibagi lima, jadi masing-masing bayar 40.000, tapi berhubung batasnya empat orang dan kita lima orang maka kena charge sehingga tambah 35.000.

Malemnya kita pulang ke gubuk derita, pada gak ada yang mau tidur di tempat tidur, ya iyalah, sapa yang tahu siapa yang udah tidur disitu, sepreinya gak diganti, sapatau aja orang sebelum kita punya Herpes simplex, atau apa kek hiey…jadinya kita tidur di lantai semua, dengan usaha menghibur diri, besok akan pindah ke hotel yang nyaman, eh di tengah-tengah tidur tuh lampu njegleg, alias loncat aka mati sendiri, gak lama ada suara motor yang mendekat, ternyata si punya pondok, dia naikin lagi tuh sekeringnya, pas dia pergi eh njegleg lagi,,haduuuuh, pokoknya ampe tiga kali dah dia bolak-balik.




Paginya, bangun tidur cuma pipis dan sikat gigi doang langsung buka pintu dan beraksi di teras, huah, di depan pantaaaai, gila..keren abis.MySpace

Seharian poto-poto, berenang, masak makan siang di pondok derita, kemudian berenang lagi, dan pindah ke hotel baru, huah,,serasa nginep di Hilton dah, sorean kita berenang lagi ampe puas.

Tips backpacking ke Bira:

1.Kalo mau kesana enaknya rame-rame, biar bisa ditanggung bersama, saya ke sana selama tiga hari dua malem ampe balik lagi bener-bener habis total 200rebu aja, lumayan.

2.Kalo mau cari hotel pas yang depannya pantai, cek airnya, lancar apa gak.

3.Kalo mau hemat, bawa bekal, dan makanan instan, disana apa-apa mahal, maklum, rata-rata pake standar bule, nasi goreng di hotelnya aja yang biasa banget, nasi, telur, dan sedikit dedaunan main 25.000 ke atas, lebih mahal 8rebu dibanding nasi goreng solaria yang udah komplit banget,saya ma temen saya sih ga mesen, cuma nguping si Bule yang mesen di meja sebelah, pas dateng pesanan, asli kita pada nyumpah-nyumpah semua.

4.Di kamar hotel dilarang masak-masak atau nyalain api, tapi kita sih cuek aja, temen saya bawa kompor gas mini tuh, diem-diem kita masak di teras, bener ga bikin kotor kok.

5.Berakrab-akrab ria lah dengan supir yang mengantar ke Bira, dan minta nomer teleponnya, kan ntar untuk balik ke Makassar bisa booking mobilnya lagi, maklum di sana up on request, maksudnya rute mobil ga ampe masuk ke bira, cuma sampe Bulukumba.

6.Kalau mau snorkeling atau diving, bawa duit tambahan buat sewa kapal dan lagi-lagi standar bule, nyeheh…kita sih udah puas guling-gulingan di pasir, tapi rada sirik juga ngeliat bule-bule pake bikini turun dari kapal bawa alat diving.

Oya, kalau mau pengen ngerasain punya pantai, datenglah pas hari kerja, haha, hari itu saya dan temen-temen datengnya hari Kamis, saya bener-bener puas mau ngapain aja di pantai, hampir seharian cuma ada saya dan temen-temen saya, pas hari sabtu, aduh, mulai deh tuh dateng orang dari segala penjuru, dan harga hotel bisa naik 40%.

Liburan memang menyenangkan..

Revolusi Chicantamus

MySpaceJengjeng…kali ini Chicantamus hadir dalam edisi dan suasana yang berbeda..why oh why?

Karena setelah vakum beberapa lama dari kancah perblog-an saya akan mencoba aktif lagi di Chicantamus, berhubung kuliah saya sudah tidak ada, dan sekarang kerjaan saya hanya ngurusin penelitian dan skripsi, haduh..jadi inget..

Kali ini yang berbeda dari Chicantamus yaitu, lay-outnya yang berbeda, lebih ceria dan colorful, dibanding Chicantamus dulu yang warnanya putih aja kayak rumah sakit, dan bahasa yang saya gunakan adalah bahasa Indonesia, bukan lagi English, why? Yah, boleh donk. MySpace

Okelah, komitmen saya semoga bisa selalu terlaksana yaitu untuk merawat Chicantamus dengan baik, semoga menjadi blog yang bermanfaat. MySpace